SATUMERAHPUTIH.COM, JAKARTA – Dua warga Jerman, Wolfgang Eber dan Jens Knölker, belum lama ini menarik perhatian media lantaran aksi nekad mereka pada pertengahan September lalu. Demi mengadiri Konferensi Perubahan Iklim Sedunia ke-26 di Skotlandia awal November nanti, Eber dan Knölker berangkat dari Jerman menuju Glasgow, Skotlandia dengan hanya berjalan kaki. Total jarak tempuh mereka sejauh 1.450 km.  

Eber (66) adalah seorang penganut Katolik dari wilayah Baden-Wurttenberg, sedangkan Knölker berkeyakinan Protestan. Kedua orang ini bergabung dalam organisasi “Peziarah Iklim Ekumenis” yang digagas oleh Gereja Katolik dan Protestan di Jerman. Sejak diluncurkan pada tahun 2015 lalu, organisasi amal ini terus menjalin kerjasama dan berafiliasi dengan organsisasi gerejani lain seperti Misereor dan “Ragi Dunia” (Brot fur die welt). Kegiatan tahunan organisasi ini selalu memiliki penekanan tertentu seperti pertanian, pangan dan transportasi ramah lingkungan.

Pada perjalanan ziarah ekumenis untuk keadilan iklim tahun 2021 ini, Eber dan Knolker punya misi khusus.

“Kami ingin berbicara dengan orang-orang di jalan, membagikan selebaran, dan memberitahu mereka tentang dampak perubahan iklim,” ujar Knolker, dikutip dari la-croix.com

“Kami juga ingin berdialog dengan para politisi di setiap perhentian kami,” tambahnya.

Senada dengan Knokler, Eber menceritakan misi khususnya yakni membantu menyadarkan setiap orang yang dijumpai untuk terlibat dalam upaya melindungai alam ciptaan ini.

“Saya tidak ingin malu di hadapan anak-anak saya ketika mereka bertanya kepada saya apa yang telah saya lakukan untuk memerangi perubahan iklim, masalah terpenting bagi umat manusia saat ini. Misi kami adalah melindungi ciptaan,” kata Eber.

Misi Eber dibarengi pandangan positifnya tentang peran sentral lembaga keagamaan di Jerman dalam upaya bersama dengan masyarakat dunia guna mengatasi perubahan iklim.

“Saya sangat bangga bahwa Paus Fransiskus sangat berkomitmen terhadap iklim. Kesadaran ekologis ini kemudian tumbuh di paroki-paroki, tetapi tindakannya tidak cukup,” keluhnya.

Hal itu tampak berbeda dengan pengalaman di gereja-gereja Protestan di Jerman. Seperti di gereja Protestan Berlin-Brandenburg, jemaatnya selangkah lebih maju. Jemaat gereja ini telah memutuskan untuk tidak lagi menggunakan alat pemanas berbahan bakar fosil mulai Januari 2022 nanti. Sementara di sebuah gereja Protestan lainnya Saint Chrstophe, jemaatnya telah terlibat aktif dalam debat seru tentang peran gereja lokal dalam memerangi pemanasan global.

Konferensi Iklim Sedunia merupakan KTT iklim terbesar sejak perjanjian Paris ditandatangani pada tahun 2015 lalu. KTT ini merupakan forum dunia dengan tujuan menyelamatkan planet bumi. Negara dan perusahaan besar di dunia diharapkan dapat mencapai kesepakatan bersama untuk masa transisi ekonomi yang bebas dari bahan bakar fosil.

Sumber: La Croix International dan paudal.com