JAKARTA, SATUMERAHPUTIH.COM – Riuh rendah suara sekitar enam ratusan Sahabat Abraham Sridjaja  seketika pecah kala seorang anak muda, Abraham Sridajaja namanya, berlari kecil menuju  panggung Function Hall Vitra Kramat. Hari itu, Sabtu (1/7/2023), sekitar pukul 18.30 WIB, ratusan relawan yang tergabung dalam “Sahabat Abraham Sridjaja (SABAS) menggelar acara silaturahmi dan launching “Sahabat Abraham Sridjaja”.

“Sabas,Sabas,Sabas”, pekik suara sang pemandu acara, Maghdalena, membahana.

Tak mau tinggal diam, para Sahabat Abraham yang mulai terpancing semangatnya membalas yel-yel Maghdalena seraya mengepalkan tangan ke udara.

“Menang, menang, menang!”.

Teriakan yel-yel dari para Sahabat Abraham itu tidak hanya sekali dua kali. Berkali-kali mereka menggaungkan yel-yel itu hingga suasana Hall Vitra yang terletak di Jl. Kramat Raya No./ 134, RT.1/RW.9, Jakarta Pusat, tampak gegap gempita. Suasana gegap gempita itu semakin lengkap dengan dekorasi ruangan yang didominasi warna kuning. Sementara itu, para Sahabat Abraham kompak mengenakan atribut partai Golkar yang kental dengan warna kuning.

Sahabat Abraham Sridjaja memenuhi aula Function Hall Vitra dalam acara silaturahmi dan launching “Sahabat Abraham Sridjaja” pada hari Sabtu tanggal 1 Juli 2023/Foto: John Laba

Menyambut gegap gempita para relawan yang hadir, dari panggung silaturahmi dan launching, politisi muda kelahiran tahun 1992 itu ikut menyemangati para relawannya dengan menggaungkan kembali yel-yel Sabas. Ia mencoba membangun ikhtiar bersama para relawannya. Dari yang mulanya tak saling kenal hingga menjadi sahabat. Ikhtiar untuk berjalan bersama sebagai sahabat seperjuangan. Bukan hanya untuk meraih kemenangan dalam kontestasi Pesta demokrasi 2024 semata. Tetapi terlebih perjuangan menggapai kesejahteraan bersama melalui jalan politik.

“Terima kasih, teman-teman. Saya pingin lihat teman-teman yang pada hari ini baru pertama kali bertemu dengan saya, angkat tangan”, kata Abraham kepada para sahabatnya yang hadir.

Sontak saja, para relawan yang baru pertama kali melihat langsung sosok muda nan energik itu ramai-ramai angkat tangan. Inilah momentum awal perkenalan antara Abraham dan para relawanya. Di balik itu, peran penting para Koordinator Wilayah dan Koordinator Kecamatan layak diapresiasi. Kerja keras dan kerja cerdas mereka bermuara pada moment perjumpaan antara Abraham dan para relawannya.

Seakan tak mau menyia-nyiakan kesempatan emas itu, Abraham lalu bercerita singkat tentang pengalaman awal ia terjun ke dunia politik. Sebuah dunia yang pada awal mulanya begitu awam baginya.

“Saya teringat sepuluh tahun yang lalu, sekitar tahun 2011 menuju 2012, waktu itu saya belum pindah ke Jakarta, saya masih di Surabaya. Dalam satu kesempatan saya melihat di televisi, ketika itu ada tayangan berita politik tentang Jokowi-Ahok yang maju di Pilkada DKI Jakarta melawan Foke. Saya melihat paparan survei pada waktu itu, lalu saya iseng bicara dengan Ibu saya bahwa suatu saat nanti saya mau nyaleg”, tutur Abraham.

Mendengar perkataan sang anak, kedua orang tua Abraham bukannya meyakinkan rencana putera mereka. Ketika itu, yang terlontar dari mulut kedua orang tuanya hanyalah kata-kata bernada keraguan.

“Kamu itu pikir apa, siapa yang mau mendukung kamu, siapa yang mengusung kamu?”, tutur Abraham menirukan kembali ucapan orang tuanya.

Lulusan Magister Hukum Universitas Indonesia mengaku bahwa tidak pernah terpikir dalam hatinya suatu saat ia akan terjun ke dunia politik. Abraham bahkan mengatakan bahwa ia tak akan pernah jatuh cinta pada politik.

Tetapi waktu terus berjalan hingga tahun 2014. Tiba-tiba Abraham ditelpon oleh seorang sahabatnya dari Jakarta.

“Bro, sekarang kamu masuk ke AMP”,kata Abraham mengulang permintaan sahabatnya di telpon.

Abraham yang belum familiar dengan AMP kala itu, lantas bertanya balik tentang apa itu AMPG. Tidak hanya ini. Ia bahkan menyatakan keberatannya untuk masuk dalam AMP, termasuk menjadi anggota partai Golkar. Walau begitu, akhirnya nama Abraham tetap dimasukan dalam pengurus Angkatan Muda Partai Golkar (AMP). Namanya kemudian tercatat sebagai anggota partai Golkar.

Tekad Perjuangan

Berbekal pengalaman melihat keterlibatan orang muda dalam politik, Abraham akhirnya mulai tertarik untuk terjun ke dunia politik. Ketika itu dalam suatu kesempatan ke Surabaya, Abraham bertemu dengan banyak orang muda yang begitu bergairah menekuni dunia politik. Akhirnya, Pemilu 2019 lalu menjadi kesempatan baginya untuk mengikuti kontestasi sebagai calon anggota DPR RI dari Jawa Timur. Meski belum berhasil, Abraham mengaku banyak belajar dari sana. Dan, inilah alasan mengapa ia bertekad maju lagi meski kali ini ia maju dari Dapil DKI Jakarta

“Bapa ibu tahu kalau saya ditelpon teman-teman relawan di Surabaya supaya saya maju lagi dari sana. Saya bahkan ditawari oleh lima partai politik yang menyatakan kesiapannya mengusung saya. Namun saya menolak tawaran itu lantaran sudah terlanjur jatuh cinta pada partai Golkar. Hingga akhirnya saya pun memutuskan untuk Pemilu 2024 maju dari Dapil Jakarta 2”,

Abraham sadar betul bahwa keputusannya untuk maju dari Dapil Jakarta 2 yang meliputi Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan Luar Negeri bukanlah sebuah keputusan mudah. Luasnya medan kontestasi ditambah kehadiran para kontestan dengan segudang pengalamannya menjadi tantangan berat baginya. Sebagai pendatang baru di Dapil Jakarta 2 ini, ia mesti berhitung secara cermat, menyusun langkah perjuangannya dengan memastikan dukungan sosial dari waktu ke waktu merupakan langkah mesti dilakukan.

Momentum silaturahmi para Korwil, Korcam dan relawan pada Sabtu 1 Juli 2023 meninggalkan pesan jelas. Genderang telah ditabuh. Jalan politik yang telah ia rintis sejak 2019 kini mesti terus ia perjuangkan.

Penulis: John Laba Wujon