Reses DPRD Lembata masa sidang kedua tahun 2025 sudah dimulai sejak tanggal 8-13 Februari 2025. Seperti biasanya, para Anggota Dewan Lembata melakukan kunjungan ke daerah pemilihannya. Mereka hadir di sana untuk bertemu dan mendengar aspirasi warga.

Namun cara lama seperti itu tak dijalani oleh wakil rakyat Lembata Fransiskus Xaverius Namang. Namang justeru lebih memilih cara lain untuk menemui warga dengan mengajak Orang Muda Katolik (OMK) dari Paroki Kalikasa, Paroki Lerek, Paroki Mingar dan Paroki Santo Yosef Boto untuk bersama-sama membersihkan ruas jalan kabupaten Lembata di sejumlah titik.

Bagi Namang, pilihan untuk menggerakan Orang Muda Katolik itu tidak sulit jika ada kemauan dan keberpihakan. Karena itu, berbekal pengalaman sebagai seorang mantan aktivis di Jakarta, Ia lalu menghubungi para tokoh masyarakat, termasuk tokoh-tokoh gereja dan ketua-ketua OMK agar bergerak bersama.

“Menggerakan Orang Muda Katolik agar mereka memiliki rasa peduli pada jalan yang dibangun dengan pajak rakyat”, ujar Namang ketika dihubungi melalui saluran selulernya.

Alhasil, pada Rabu kemarin, 11 Februari 2025 gerakan OMK Peduli pada jalan berbuah pada keterlibatan bersama untuk membersihkan jalan. OMK Paroki Santo Yosef Boto, misalnya, rela jalan jauh dari stasi pusat Boto untuk membersihkan ruas jalan mulai dari Belang sampai Belame dan lanjut ke Boto. Jarak dari Belang ke Boto sekitar 20 Kilometer.

Walaupun jauh, mereka begitu antusias turun ke jalan. Dengan peralatan sederhana seperti parang dan sabit, mereka menebas rumput ranting pohon yang menutupi badan jalan. Pada 2022 lalu, Pemerintah Kabupaten Lembata telah memperbaiki ruas jalan Belang – Boto. Tapi lagu lama seakan belum selesai. Pasca perbaikan, tak ada lagi perhatian dari Dinas Pekerjaan Umum untuk merawat ruas jalan tersebut. Padahal jalan tersebut dibangun dengan dana pinjaman dari Pusat.

“Selain sebagai bentuk kepedulian sosial Orang Muda Katolik, kerja membersihkan jalan itu juga tak lain sebagai bentuk protes kepada Pemerintah yang absen dalam merawat jalan kabupaten”, Namang menerangkan.

Namang yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua I DPRD Lembata pun berkomitmen untuk mengingatkan Dinas PU Kabupaten Lembata agar serius memperhatikan ruas jalan Kabupaten yang sudah dibangun. Ia tak menampik bahwa kemitraan dengan Orang Muda seperti yang ia lakukan pada reses kali tidak membutuhkan biaya besar.

Ia pun berharap ke depan Pemerintah Kabupaten bisa mengandeng stakeholder yang ada di masyarakat untuk kegiatan perawatan jalan. Bisa dengan warga desa, dengan Orang Muda dan lain sebagainya.

“Menggerakan Orang Muda itu tidak membutuhkan biaya besar, mereka hanya perlu digerakan saja agar keberadaan dan peran mereka nampak”, pungkasnya.

Gereja Menyambut Positif

Bak gayung bersambut, ajakan Namang pun disambut positif oleh para Pastor dari Paroki Hati Amat Kudus Lerek, Paroki Santo Antonius Kalikasa, Paroki St. Maria Ratu Damai Mingar dan Paroki Santo Yosef Boto. Pembina OMK Paroki Santo Yosef Boto Romo Feris Koten, misalnya, mengaku gembira dengan ajakan kerja seperti itu.

“Kami berani menerima tawaran dari Pak Frans Namang setelah proses koordinasi dengan Pastor Paroki Boto Romo Eman dan Romo Deken di Lewoleba’, kata Romo Feris.

Romo Feris lantas menyampaikan apresiasinya atas gerakan peduli sosial seperti itu dengan dampak langsung pada masayarakat. “Bukan soal dananya tapi ini gerakan baru yang dibuat dan itu nyata sekali”.

Partisipasi Orang Muda Katolik dalam kerja tersebut, kata Romo Feris, memperlihatkan bahwa anak-anak muda masih memiliki kepekaan sosial. Terlebih di tengah dunia yang serba instan dan pandangan bahwa orang muda hanya menginginkan kesenangan yg sesaat dan pribadi, ternyata momen kerja bakti pembersihan jalan umum menunjukkan bahwa mereka masih memiliki rasa kepekaan sosial.

“Bahkan ketika cuaca sedang buruk Orang-orang Muda itu rela turun ke jalan untuk menebas rumput dengan peralatan perlatan manual, hasilnya pun memuaskan”,

Romo Feris yang setia mendampingi OMK di lokasi kerja pun berharap agar kerja nyata dengan melibatkan Orang Muda di masa reses anggota Dewan seperti ini perlu ditingkatkan di masa mendatang.

“Harapannya agar ke depan tetap terjalin kerja sama, terutama dengan kelompok-kelompok Orang Muda. Bagaimanapun, mereka adalah masa depan nusa dan Gereja. Jika mereka dipersiapkan dengann baik mulai sekarang maka pasti masa depan nusa dan Gereja akan menjadi lebih baik”.

Sejauh yang kita ketahui, reses para anggota dewan selalu diwarnai dengan dinamika kunjungan untuk mendengar aspirasi warga. Anggota Dewan datang, duduk, dengar lalu pulang. Namun ternyata reses bisa dibuat dengan dinamika lain, dengan kerja nyata bersama Orang Muda.

Lantas kita pun bisa berimajinasi lebih jauh. Seandainya setiap anggota dewan di Lembata melakukan resesnya dengan kerja sosial seperti membersihkan jalan, betapa terawatnya jalan-jalan di Lembata.

Penulis: John Laba