Eko Yuli Irawan berhasil membawa pulang medali perak dalam kejuaraan angkat besi olimpiade 2021/Foto: Reuters,Stefano Rellandini

SATUMERAHPUTIH.COM, JAKARTA – Laman resmi Olimpiade Tokio 2020 menurunkan tulisan berjudul, “Tokyo 2020 weightlifting day 2: Eko Yuli Irawan to feature in his fourth Olympic Games”. Dalam tulisan tersebut, ‘Tokyo 2020 akan melihat kembalinya veteran Eko Yuli Irawan di Olimpiade keempat berturut-turut. Setelah memenangkan 2 medali perunggu dan perak dalam tiga edisi terpisah dari Olimpiade (Beijing 2008, London 2012 dan Rio 2016). Dia sekarang akan bersaing di 61kg dan akan berusaha membawa pulang medali emas.

Namun sebelumnya, atlet Indonesia, Eko Yuli Irawan harus menghadapai tantangan Li Fabin dari Republik Rakyat China yang memenangkan tiga medali emas di Kejuaraan Angkat Besi Dunia 2019 di kelas yang sama termasul lifter tuan rumah Itokazu Yoichi yang sedang dalam performa terbaiknya.

Misi Eko Yuli Irawan merebut medali emas Olimpiade kembali gagal terwujud. Bertarung di kelas 61 kg putra, lifter andalan Indonesia ini hanya mampu meraih medali perak. Ia kalah dari lifter China, Li Fabin, pada Olimpiade Tokyo 2020, Minggu, 25 Juli 2021.

Eko mampu finis di peringkat 2 kelas 61kg putra dengan total angkat 302kg, dengan smash 137kg dan clean and jerk 165kg. Ini merupakan medali perak kedua bagi Eko dalam empat Olimpiade yang diikutinya.

Untuk level olimpiade, Eko tercatat sebagai lifter senior atau veteran. Tapi dia sangat berprestasi karena dia selalu mendapat medali setiap kali tampil di olimpiade. Kini Total Eko telah meraih dua perak dan dua perunggu. Mimpinya meraih medali emas di Olimpiade Tokyo gagal. Hal ini membuat atlet angkat besi Indonesia belum pernah meraih emas Olimpiade.

Di nomor 61 kg putra, Li Fabin meraih medali emas dengan total angkat 313 kg (snap 141 kg dan clean and jerk 172 kg). Sedangkan Lifter Kazakhstan Son Igor berhak atas medali perunggu dengan total angkatan 294kg (snack 131kg dan clean and jerk 163kg).

Perebutan medali emas kelas 61kg putra sudah terasa sejak awal antara dua juara dunia, Eko Yuli Irawan dan lifter asal China Li Fabin. Eko Yuli Irawan mengawali pukulannya dan berhasil membuka angkatan pertamanya dengan berat 137kg. Sementara itu, Li Fabin gagal pada lift pertamanya dengan bobot yang sama.

Eko Yuli mencoba menambah beban menjadi 141kg pada kesempatan kedua. Sayangnya, barbel gagal terangkat. Pertandingan semakin menegangkan ketika Li Fabin berhasil mengangkat snack 137kg pada kesempatan keduanya sebelum menambah bobotnya menjadi 141kg pada percobaan ketiga.

Kegagalan Eko pada kesempatan kedua gagal dilunasi karena kembali gagal melakukan smash 141kg pada percobaan ketiganya sehingga smash terbaik Eko hanya 137kg, sedangkan Snack Li Fabin 141kg. Di kategori clean and jerk, Eko berhasil start dari bobot 165kg. Begitu juga dengan Li Fabin yang membuka lift 166kg. Li Fabin kembali berhasil membersihkan dan menyentak 172kg pada percobaan kedua dan mencetak rekor Olimpiade. Sedangkan Eko gagal dengan clean and jerk seberat 177kg.

Lifter kelahiran Lampung itu harus puas dengan medali perak setelah gagal melakukan clean and jerk 177kg pada percobaan terakhir.

Prestasi Eko merupakan medali kedua bagi Indonesia di Olimpiade Tokyo. Sebelumnya, lifter Windy Cantika menyumbangkan medali perunggu di kelas 49kg putri.

Penulis: eL. krova

Sumber: Laman resmi Olimpiade Tokyo 2020

https://olympics.com/tokyo-2020/en/news/tokyo-2020-weightlifting-day-2-eko-yuli-irawan-to-feature-in-his-fourth-olympic-