“Saya berharap suara katolik semakin didengarkan.Sekarang adalah waktunya bagi jurnalisme Katolik, yang tidak menyebarkan opini dan ideologi, tetapi melaporkan secara objektif dan berkomitmen pada ajaran Gereja. “ (Paus Emeritus Benediktus XVI)

JAKARTA, satumeraputih.com – Dr. Norbert Neuhaus, Pemimpin pada “Tagespost Foundation for Catholic Journalism”, sebuah Lembaga yang bergerak di bidang jurnalisme Katolik, menulis dengan sangat menarik sebuah obituari untuk memberikan penghormatan kepada mendiang Paus Benediktus XVI. “The Tagepost Foundation for Catholic Journalism” ini didirikan oleh Paus Emeritus Benediktus XVI pada musim gugur 2019 lalu.

Menurut Dr. Norbert, Paus mendirikan lembaga tersebut sebagai bentuk perhatian dan kepeduliannya khusus pada pengembangan media katolik dan bagaimana suara katolik semakin didengarkan oleh dunia. Perhatian dan kecintaan Paus asal Jerman itu diungkapkan dalam Obituari sebagaimana dipublikasikan dalam Die Tagepost Stiftung.

Norbert Neuhaus menulis demikian:

Dengan wafatnya Paus Benediktus XVI pada Malam Tahun Baru 2022 lalu, apakah kita kehilangan Doktor Gereja abad ke-20 dan ke-21? Gereja akan mengalami itu pada waktunya. Bagaimanapun, hari ini kita melihat dengan rasa syukur yang luar biasa pada karya hidup Paus Jerman pertama setelah lebih dari 500 tahun dalam sejarah Gereja Katolik.

Sejak awal, dia memahami dengan kepekaan dan karisma kenabian yang tinggi berkenaan dengan situasi aktual di mana Gereja menemukan dirinya sedang berada dalam situasi sekularisasi progresif di setiap sendi kehidupan setelah Perang Dunia Kedua, meskipun pada saat bersamaan Gereja masih tampak terkonsolidasi dan berkembang secara sosial. Pada awal tahun 1950-an, Joseph Ratzinger melihat dengan penuh optimisme fajar baru masa depan Gereja di mana kesetiaan yang lebih tegas dan tanggung jawab yang lebih tinggi akan memimpin.

Melalui publikasi teologisnya dalam buku-buku yang menjadi bahan diskusi akademik seperti ““Salt of the Earth”“, dalam khotbah dan ceramahnya serta dalam ensiklik kepausannya, dia menggugah banyak orang dan menjadi sumber inspirasi serta dorongan. Coba pikirkan khotbah besar sebelum konklaf setelah kematian Yohanes Paulus II, di mana dia dengan jelas menyebutkan adanya bahaya relativisme, atau kunjungannya ke Jerman dengan pidatonya di depan Bundestag Jerman di Berlin dan pidatonya di Freiburg, di mana dia berbicara tentang “de-seklurasisasi” Gereja Jerman.

Tetapi terlebih lagi, kami sebagai yayasan dan surat kabar kehilangan seorang teman baik selama bertahun-tahun pada Malam Tahun Baru yang lalu.

Dengan penuh syukur kami dapat mengatakan bahwa Benediktus XVI, sebagai profesor teologi, kardinal dan paus, selalu berhubungan erat dengan surat kabar Katolik “Die Tagespost”. Sesuai dengan motonya sendiri ‘Hamba Kebenaran’, dia sangat mementingkan jurnalisme yang andal.

Pada tahun 2019, Paus Emeritus mendirikan “Die Tagespost Stiftung für katholische Publizistik” (Yayasan Surat Kabar Harian untuk Jurnalisme Katolik) dan menggabungkannya dengan harapan berwawasan ke depan: “Suara Katolik harus didengar!” Sebagai dasar bagi Paus Emeritus Benediktus XVI untuk menulis surat pada tahun 2020, yang kami kutip hari ini dengan hati terharu:

“Panggilan seorang jurnalis, yang berdedikasi pada kejujuran, adalah untuk memberikan informasi sehingga orang-orang dapat menilai situasi secara benar. Dengan demikian, jurnalis Katolik menanggapi pertanyaan mendesak dan mengevaluasi peristiwa terkini baik di Gereja, masyarakat, politik , budaya, dan ekonomi dengan latar belakang iman kita. Media Katolik menciptakan forum pertukaran informasi dan diskusi, tempat di mana harta Gereja dapat dibongkar dan diwariskan kepada generasi muda. Ini adalah tugas khusus bagi para jurnalis katolik untuk memanfaatkan instrumen media lama dan baru untuk mengadvokasi kerajaan Allah di seluruh dunia, sehingga banyak orang dapat membuka hati mereka kepada-Nya.

Pada saat orang tidak lagi menemukan jalan mereka kepada Kristus, “misi” berarti menunjukkan jalan kepada-Nya. Inilah tugas suara Katolik di abad ke-21 dan itulah mengapa kita membutuhkan jurnalis dan humas yang berpikir, menulis, dan bertindak sesuai dengan iman Gereja.

Diakui, masih ada pertanyaan tentang bagaimana suara Katolik dapat meningkatkan keefektifannya. Dan, seperti biasa, tiga hal harus diperhitungkan sebagaimana disampaikan sendiri oleh Paus Emeritus Benediktus XVI: doa, kesetiaan pada iman yang diwahyukan dan tradisi Gereja, serta kebijaksanaan dan keterampilan untuk memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini.

Triad itu menjadi dasar panggilan seorang jurnalis Katolik dan saya meminta Anda tetap setia pada panggilan ini!”

Papa Benedictus – Requiescat in pacem!

Sumber: Die Tagepost Stiftung