Jakarta, Satumeraputih – Belakangan isu reshuffle kian berhembus kencang seiring dengan dinamika politik menjelang Pemilu 2024. Terakhir, Presiden Joko Widodo merombak susunan Kabinet Indonesia Maju pada Juni 2022 lalu. Kala itu, Menteri Perdagangan Muhamad Lufti diganti oleh Zulkifli Hasan dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil diganti oleh Hadi Tjahjanto.

Dengan perkembangan dinamika politik terkini terutama setelah Partai NasDemn mendeklarasikan Anis Baswedan sebagai Calon Presiden serta perubahan sikap politik NasDem di DPR RI yang cenderung berlawanan dengan Pemerintah saat, isu perombakan kabinet kembali mencuat ke publik. Kali ini, tiga menteri dari NasDem jadi sorotan.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai Presiden Joko Widodo bisa saja merombak kabinet Indonesia Maju dengan hanya menyisakan satu menteri dari NasDem.

“Rasionalisasinya, Jokowi akan membiarkan satu (menteri), mengingat saat ini hubungan Presiden dengan Nasdem sedang tidak bagus”, kata Ujang, sebagaimana dilansir dari Kompas.com.

Sementara itu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) belakangan juga kian lantang bersuara terkait perubahan sikap politik Partai besutan Surya Paloh itu. Adalah Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto yang menyoroti soal etika berpolitik hingga memunculkan isu perombakan kabinet.

Hasto mengatakan bahwa sejauh ini partainya menerima laporan-laporan juga dari DPR RI mengenai policy dari Partai NasDem setelah Anis Baswedan diumumkan sebagai calon presiden oleh NasDem. Tetapi Hasto menegaskan bahwa reshuffle merupakan hak prerogatif presiden.

Tiga menteri dari Nasdem yang saat ini masuk dalam Kabinet Indonesia Maju antara lain Menteri Komunikasi dan Informatikan (Menkominfo) Johnny G. Plate, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, dan Menteri Lingkungan HIdup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya.